Sebuah foto yang memperlihatkan patung kuno terbuat dari batu nampak seperti memegang lato-lato beredar di Twitter. Foto tersebut diunggah oleh akun base ini dan sudah ditayangkan hingga 58,2 ribu kali hingga Senin (9/1/2023).
"Ternyata nenek moyang kita juga main lato2," tulis pengunggah dalam keterangan foto. Foto patung kuno terlihat seperti memegang lato-lato ini lantas ditanggapi oleh banyak warganet.
Ada yang mengira patung tersebut benar-benar bermain lato-lato, namun tidak sedikit yang menginterpretasikannya dengan hal lain.
"Apakah itu bertanda kita akan kembali ke masa2 yg dlu ?," tulis akun ini.
"Kok mirip testis," timpal akun ini.
"Biji buah zakar itu nder," balas akun ini.
Dosen Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dr. Siti Maziyah, memberikan tanggapan perihal beredarnya foto patung kuno yang terlihat seperti bermain lato-lato.
Saat dihubungi Kompas.com pada Senin (9/1/2023), ia mengatakan dua bola yang berada di patung kuno seperti diunggah di Twitter itu bukanlah lato-lato.
"Bukan (lato-lato). Itu buah zakar. Bukan lato-lato," tandas Maziyah.
Adapun, buah zakar yang disebut juga testis adalah bagian yang penting bagi sistem reproduksi pria.
Organ tersebut mempunyai fungsi untuk menghasilkan sperma dan testosteron (hormon yang mendominasi pria).
Lebih lanjut, Maziyah menjelaskan bahwa pada zaman dahulu patung yang dibuat berkaitan dengan agama yang dianut.
"Percampuran Siwa-Buddha. Ada beberapa arca yang seperti itu," jelas Maziyah.
Ia menerangkan, pada zaman dahulu nenek moyang tidak mengenakan pakaian atas dan hanya menutup tubuh bagian bawah.
Hal tersebut dapat disaksikan ketika masyarakat berkunjung ke Candi Sukuh atau Candi Cetho yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Arca-arca di kedua candi tersebut memperlihatkan alat kemaluan laki-laki yang dipersonifikasikan dari kepercayaan yang dianut pada waktu itu.
"Lingga, alat kelamin laki-laki merupakan representasi dari Dewa Siwa," jelas Maziyah.
Tentang lato-lato
0 komentar:
Posting Komentar