Rais Aam PBNU Maruf Amin (Foto by detik.com) |
IndoNewz.com –
Sabtu, 22 Oktober 2016, bertepatan dengan Peringatan Hari Santri Nasional yang
kedua. Setelah setahun sebelumnya Presiden Jokowi
menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan tersebut
sebagai wujud pengakuan dari negara terhadap peran para santri dalam rangka membela, mempertahankan dan menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai peringatan Hari Santri Nasional kali ini harus
dijadikan momen untuk berjuang menjauhkan umat dari perilaku dan pemikiran yang
menyimpang. Menurut Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, “Kalau dulu jihadnya
bersenjata mengusir penjajah, maka jihad sekarang adalah jihad perbaikan untuk menjaga umat dari aqidah cara berfikir yang
menyimpang.”
Menjaga negara dari kelompok-kelompok yang ekstrimis dan
radikalis, baik radikal dalam bidang agama yang akan mengubah kesepakatan
nasional kita dalam rangka berbangsa dan bernegara dengan kesepakatan konsensus
nasional kita, atau kelompok radikalis sekuler yang ingin menghilangkan atau
menggeser nilai-nilai agama di dalam tata kehidupan kita baik di bidang
ekonomi, sosial, budaya maupun bidang politik.
Maruf Amin menilai, para santri dididik oleh para ulama.
Di samping dididik untuk menjadi orang yang paham betul dalam agama, tapi juga
dididik menjadi Al Mujahidin, yakni
orang yang menjadi pejuang dalam membela agama dan negara. Cinta tanah air
sebagian dari Iman. Karena itu bagi para santri membela tanah air merupakan
bagian dari kewajiban jihad para santri.
Tag : pbnu, santri, hari santri nasional, jihad santri, hari santri, mujahidin, radikalisme, ekstrimis, terorisme, pesantren, ulama, nkri, rais aam pbnu, maruf amin
0 komentar:
Posting Komentar