Foto by tinypic.com |
IndoNewz.com –
Memiliki banyak teman adalah
keinginan setiap anak. Orang tua pun juga akan merasa senang bila si anak punya
banyak teman. Tapi bagaimana bila teman si anak bukanlah wujud teman yang
nyata? Atau disebut dengan teman
khayalan. Apa yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap kondisi anak
seperti itu?
Pada umumnya teman khayalan ini hanya bisa dilihat oleh
si anak sendiri dan tak bisa dilihat oleh orang lain. Jika anak memiliki teman
khayalan, gejala yang kelihatan adalah anak akan berbicara atau bermain dengan
teman khayalannya alias “sendiri”.
Menurut psikolog klinis anak, Vera Itabiliana, Psi, imaginary friend atau teman khayalan
memang seringkali terjadi pada anak-anak. Hal ini masih dianggap wajar sampai
si anak berusia 7 tahun. Tapi tetap orang tua harus mendorong anak untuk
bersosialisasi juga secara nyata.
Dikutip dari Parent Dish, teman khayalan sebenarnya bisa
menjadi cara yang baik bagi anak untuk mengekspresikan dirinya. Hal ini juga
bisa membuat si kecil tidak kesepian atau sendiri karena ia merasa selalu
memiliki teman. Tak ada salahnya orangtua mendengarkan pembicaraan anak dengan
teman imajinasinya sehingga mengetahui bagaimana pemikiran anak serta emosional
yang mungkin dialaminya.
Jika sampai usia dewasa, si anak masih memiliki teman
khayalan bahkan cenderung lebih intens dalam berkomunikasi dan berperilaku,
sudah sepatutnya orang tua merasa khawatir dan harus meminta pertolongan kepada
yang sudah professional.
Source : detik.com
0 komentar:
Posting Komentar